Selasa, 26 Desember 2017

being ghosted by someone...



I have a very painful relationship before, you know why?  When you are truly in love with someone and you think that he loves you also, but the fact is not at all and finally you are ghosted ( to end a relationship by simply disappearing, without any explanation) and of course automatically your nights are filled with sadness and tears, am I very gullible? Easily accept and believe in someone? Have no idea? Alright, it’s okay!!. Actually what I want to say here is that I have ever created such a hurtful poem related to my heart, are you curious how the poem looks like? Okay, check it out!!! But do not take it very seriously… hehehe
“ prethee…
I do beseech thee question?
How dost thou? May thou art well..
Tis been so long since thy love hath gone away..
When thou wilt not be sworn my love..
I prethee to speak words???
T’will be folly..
But by my troth..
My soul speak
I love and miss thee still
Hark on that?
And dost thou too?
Oh nay,..
Methinks, tis wilt art not true..
Thus, fare the well in thy life
And may by fate we meet again
#Nurridha_Sunni


All I want to say in the poem is he is still marked and stay in my heart along with my mind, but I no longer put any hope on him since he has met his soul, thank you for the memories and the happiness. Thank you for making me feeling  loved and blessed, and thank you for the pain,..!!


Senin, 06 November 2017

sebuah cerita di masa lalu



Mata rani tak berhenti berkutat dari smartphone putih yang ada ditangannya ,terkadang ia menggeser cepat layar yang manja tersebut, ia tak peduli, seolah kehilangan sesuatu dan ingin menangkapnya lagi, bola mata nya berpindah-pindah bak the golden snitch dalam permainan quiditch nya harry potter, begitu cepat, tergesa-gesa dan tegas.terkadang pula terdengar nafasnya yang begitu memburu, rasa tidak sabar nya merefleksikan tangannya untuk meraih kepala, menggaruknya sebentar lalu memukul kasur yang senantiasa menampung tubuhnya. Setelah sekian lama, matanya mulai menyudut, menyiratkan keheranan serta kekaguman pada benda tersebut, bibirnya yang semula terkatup rapat mulai tersungging, melebar hingga terlihat gingsulnya yang menawan.
“ kenapa bisa ada makhluk mempunyai dua kemampuan yang berlawanan, begitu lambat dan begitu cepat?”
                                                          #####
“kenapa kita harus terus berdiam diri dalam keterbelakangan sementara dunia semakin cepat berputar, meninggalkan kita yang lalai, kita yang tak mau membuka pikiran untuk maju, yang terlena dengan keindahan yang diciptakan oleh orang lain, sementara  kita mempunyai skill yang sama ibarat terpukau melihat orang berjalan indah, sedangkan kaki kita tidak kalah indah dengan kaki mereka, kita tidak boleh seperti ini kawan, kita harus bangkit, menelusuri kembali jejak pendahulu kita, bukan sifat kita seperti ini, seperti pengecut yang kedinginan” hampir setiap pagi rahmi berorasi di depan para gadis-gadis yang tak lain adalah kawan sekelas nya, dengan semangat yang menggebu-gebu ia seperti berhasil mendoktrin pikiran mereka, tampak beberapa yang menganggukkan kepala sembari memperbaiki possisi duduk agar lebih nyaman, ada pula yang langsung mengambil note book untuk merangkai jadwal yang telah diskemakan dalam pikirannya, tak sedikit yang mencatat kata-kata yang baru saja diucapkan oleh rahmi, kawan yang paling idealis di kelas. Diantara kelompok itu terdapat rani yang dengan malasnya menopang dagu dengan tangan kanan nya mendengar celotehan itu, ia tampak tak begitu tertarik dengan rangkaian kata tersebut menurutnya hanya sebagai sarapan pagi yang sedikit menghangatkan daan perlahan akan memudar, bahkan membeku.
“rani, kamu kenapa? Seperti tak senang jika aku berdiri disini?” bola mata rahmi melotot tajam lalu beberapa detik kemudian terlihat menyipit, penuh curiga. Rani agak terkejut karena ia menjadi focus seisi ruangan sekarang ini, ia turunkan tangannya yang semula berada di dagu, kemudian menggeleng pelan dan tersenyum, hanya sepersekian detik sebelum bibirnya kembali terkatup.
“ kawan, look, “ dia mulai menampilkan aksen inggrisnya, “  kita bukan lagi anak SMA yang belajar semata-mata karena nilai, nilai yang tercantum di raport takkan bisa mengeluarkan dirinya untuk menolong kita yang tersesat dalam dunia social,, ipk yang tinggi saja tidak cukup kita jadikan bekal dimasa depan, itu merupakan syarat kesekian untuk hidup bahagia, selebihnya ya, di dunia nyata, dunia social yang dipenuhi masyarakat dengan beragam watak dan sikap, dunia yang selalu menuntut kita untuk tak egois seperti yang kita lakukan dikelas, dunia yang segala tetek bengeknya hampir menyiksa kita, apakah kita sanggup menghadapi semua itu? Tidak!! Takkan bisa kalau tak kita asah dari sekarang, Kita perlu semacam latihan kawan, sangat perlu!!” kalimat itu diakhiri dengan nada yang yang rendah, berbeda dengan sebelumnya , berapi-api ,yang siap membakar siapa pun yang menentang.
“seperti?” suara mawar yang lembut bagaikan salju, menyiram bara yang masih kelihatan merah
“organisasi” rahmi meledakkan lagi bara tersebut, tak terlalu panas, namun cukup membuat kelas ribut, Nampak beberapa yang berbisik, lalu tersenyum bersama.
“ya, organisasi atau semacam nya merupakan media tempat kita menyalurkan kemampuan kita, tempat kita beradaptasi, mengenal yang namanya ukhuwah yang erat serta tempat kita berbagi dan mengeluh,tempat kita berlatih kawan dan ehem kamu rani, tidakkah kamu tertarik untuk mengeluarkan diri dari kepasifan?? Mata rahmi menyiratkan keprihatinan yang luar biasa, kelas menjadi diam sejenak ketika sebuah suara yang ragu-ragu mulai terdengar
“ kakiku seperti patah, tubuhku seperti beku, tangan ku seperti batu, mataku seolah ingin tertutup melupakan semua prahara masa depan, bibir ku tak pernah tersenyum, langkahku tak pernah terhenti ketika seseorang mau menyapaku, wajahku selalu masam, bahkan rambutku pun seolah ingin bersembunyi selamanya di dalam kerudung, aku sendiri bingung, kenapa dengan diriku? Apakah aku masih normal? Hati ku seperti mengeras, semua kata-kata yang bermaksud menasehatiku kuanggap sebagai musuh yang sedang memojokkan diriku, dan sekarang dunia seperti mencibirku’’  rani menutup wajahnya yang mulai memerah, terlihat bahunya berguncang, suaranya mulai parau dan sesekali ia menghembuskan nafas yang panjang, ia menangis pagi itu, di dalam kelas yang dipenuhi kawan-kawan ceweknya, sebagian ada yang tak paham dan sebagian lagi mencoba mendekat, mengelus pundakknya seolah menghilangkan beban rani yang begitu berat, namun rani belum berhenti, ia masih ingin mengeluarkan apa yang ia simpan selama ini, rupanya orasi rahmi telah menyelinap  kedalam kalbunya, membuatnya sadar dan malu dengan keadaan nya sebelum ini, mmengabaikan dunia diluar kelas.
Sejenak dian merangkul rani erat, seperti ikut merasakan kepedihan yang ditanggung sehabatnya itu, dan ia bahkan tak peka dengan keadaan nya selama ini, dian mengangkat telapak tangan rani yang menutupi wajahnya, awalnya rani menolak, namun gerakan dian sangat lembut dan tegas, memastikan semuanya akan baik-baik saja, muka rani masih tertunduk malu, sejurus kemudian beberapa dari mereka seperti anne, siti dan lili mengeluarkan celotehan yang dianggap paling lucu untuk menghibur rani, dian tak tinggal diam dia segera duduk dihadapan rani, memegang kedua ujung bibir rani lalu menariknya sedikit, seperti bulan sabit, ya persis!
“sekarang, apa yang kamu inginkan? Dian melontarkan pertanyaan yang memerlukan jawaban hebat, rani berdehem, membetulkan letak kakinya yang mulai kesemutan
“aku ingin berorganisasi, aku ingin berada dalam lingkungan komunitas, aku ingin bersosialisasi seperti kalian, yang punya banyak teman diluar sana, yang selalu disapa dan menyapa, yang bercerita tentang pengalamannya yang luar biasa mengagumkan” suara rani mulai datar, tak nampak lagi linangan air matanya. Kawannya mulai tersenyum lebar mendengar seruan tersebut, seperti sebuah semangat baru, seperti rumput yang baru keluar setelah ditutupi oleh salju tebal selama berminggu-minggu.
“kau tak perlu risau rani, kami sudah mempunyai daftar-daftar organisasi  yang bisa kau pilih, tidak ada penekanan dari siapa pun, semua terserah padamu” rahmi memperlihatkan kertas yang berisi list nama-nama komunitas yang sebagian besar tidak pernah ia lihat, rani menyunggingkan senyumnya, pertanda ia setuju, lalu ia menerima kertas tersebut lalu memasukkan ke dalam tas nya yang berwarna biru tua.
“terima kasih kawan, kalian sangat berarti bagiku” rani memeluk kawan-kawan yang memberi nya semangat baru, terutama rahmi, si idealis sekaligus orator ulung menurutnya, ia memeluknya erat sekali, tak lupa rahmi menepuk-nepuk punggung rani yang agak sedikit basah oleh keringat.
“jangan lupa buka link secepatnya agar kau bisa mendaftar dan tidak ketinggalan, sesuaikan dengan kemampuan tubuh mu, jangan pilih terlalu banyak, okay girl? Rahmi mengedipkan mata kirinya genit, rani tersenyum geli.
“well, soon”  rani mulai beranjak meninggalkan kelas bersama kawan-kawannya, kebetulan sekali pagi senin itu dosen filsafat tidak masuk karena beliau sedang sakit,namun tak ada waktu yang terbuang sia-sia, ia mendapatkan pelajaran kehidupan yang lebih berharga. Setelah meminta tumpangan dian untuk mengantarkannya ke kos, dia langsung menyusun berbagai rencana dalam pikirannya, memantapkan hatinya untuk tidak mudah terpengaruh dengan aroma kasur yang mengundang kemalasan, walaupun ia yakin setelah sampai nanti ia akan merebahkan dirinya di atas benda empuk tersebut.  Mereka berhenti di depan rumah warna hijau, bergaya minimalis, agak kurang cocok untuk dijadikan kosan, namun sepertinya rani dan mawar-kawan sekos yang berbeda kamar-beruntung tahun itu. Sebenarnya rumah tersebut tak terlalu jauh dari UIN ArRANIRY Banda Aceh,  kampus tempatnya menimba ilmu, sekitar 10 menit jika berjalan kaki,namun dia terlalu letih setelah air mata nya terkuras tadi di kelas.
“ thanks a lot di,” ujar rani segera turun dari vario milik dian, ia beranjak ke hadapan dian, tersenyum dan mencubit pelan tangan dian, terdengar dian meringis kesakitan, kemudian tertawa bersama sebelum dian menghidupkan start kereta tersebut.
“hati-hati di” rani setengah berteriak lalu melambaikan tangannya, kemudian dengan agak tergesa-gesa ia masuki kamarnya dan benar saja ia langsung meregangkan otot-ototnya di kasur kesayangannya, bukan untuk bermalas-malasan melainkan mencari posisi senyaman mungkin, sejenak terlihat ia mengeluarkan sesuatu dari tasnya, persegi dan berwarna putih gading lalu mulai membetulkan posisi bantal di atas kepalanya sambil berdehem keras.
######
“ kenapa bisa ada makhluk mempunyai dua kemampuan yang berlawanan, begitu lambat dan begitu cepat?” rani setengah berteriak di dalam kamarnya, sudah berulang-ulang ia ajukan pertanyaan itu,ia sendiri tak berharap untuk dijawab Cuma sebagai pelampiasan dari kekesalannya, dan rani sangat beruntung karena hanya ia sendiri berada dikamarnya yang sedikit besar itu, taka ada ventilasi suara jadi kemungkinan besar pertanyaan konyolnya tak didengar oleh orang lain..
“karena jaringan ran, makanya makhluk itu bisa tercipta” suara mawar yang lembut dengan cepat bisa ia kenali, rani tertawa lalu membuka pintu kamarnya sembari mempersilahkan ciptaan tuhan yang cantik secantik namanya, .rupanya mawar sudah berdiri disana sejak ia mengucapkan kata-kata tersebut.
          “kamu lagi apa siang-siang begini ran?” mawar duduk dekat rani yang sedang sibuk menatap smartphonenya, rani menggeleng pelan tanpa menoleh. Mawar merebahkan badannya di samping rani, mencoba melihat kearah benda yang sedang dipegang rani, mata mawar menyipit lalu mengangguk pertanda paham.
          “buka lewat laptop aja ran, lebih gampang.” mawar beranjak mendekati pintu, memegang gagangnya lalu terhenti dan menoleh kearah rani lagi.
          “oh ya, aku berhasil menjawab teka-teki yang selalu kamu lontarkan ketika kamu kesal, jadi, apa hadiah yang kamu berikan? Mawar berkata sembari menarik smartphone yang ada ditangan rani, berharap rani menoleh kepadanya.
          “mawar yang cantik nan berduri, aku bahagia karena kamu sudah bisa menjawabnya,  kamu pasti terus memikirkan itu, bukan? Semester 3 aku menciptakannya namun kau menjawabnya sekarang, tidak adil jika hanya kamu yang mendapatkan hadiah itu.” Rani tertawa geli saat berkata seperti itu, kening mawar berkerut hebat.
          “hadiahnya sudah tercipta mawar, kamu bisa menjawabnya dan aku mendapatkan jawaban itu, is it well??” smartphone putih yang ada di tangan mawar berpindah cepat ke tangan pemiliknya, mawar hanya mendesah kecewa lalu mulai beranjak menuju pintu
          “jaga kesehatan, jangan terlalu sibuk dengan komunitas mu itu”
          “oke cantik,  trims atas warningnya” ujar rani sambil tersenyum, sempurna, begitu manis. Mawar sudah keluar dari kamarnya, ia merasakan tenggorokannya kering, dengan langkah gontai ia menuju dapur mencari segelas air dan kembali kekamar setelah ia berhasil membasahi benda yang kering tersebut. Sejenak kemudian ia seperti melamun, membuka kembali memori 3 tahun tahun silam, dimana ia seperti anak kecil yang menangis dihadapan kawan-kawannya yang setia, bayangan rahmi yang berorasi dengan semangat ’45, kawan-kawannya yang menatap rahmi dengan penuh rasa ingin bangkit, notebook nya yang berwarna kuning, tasnya yang berwarna biru tua dengan gambar kacamata dan jenggot ala eropa, matanya yang sembap, pelukan kawannya yang hangat, vario milik dian, hingga kosan hijau minimalis yang kabar nya sekarang sudah ditempati mahasiswa Malaysia. Air matanya kembali menetes mengenang kejadian itu, rasa rindunya membuncah, sudah lama sekali rasanya ia tak melihat wajah sang motivator, tak merasakan panasnya semangat yang ia kobarkan, tak mendengarkan celotehan yang dianggapnya sebagai sarapan pagi, tak melihat kedipan nakalnya, tawanya, senyumnya, marahnya, ya.. semua sudah hilang sejak rahmi mengalami kecelakaan 2 minggu setelah ia menangis di dalam kelas pagi itu, bahkan vario milik dian yang dipinjam rahmi untuk menghadiri seminar mengenai paham liberalism ikut hancur berkeping-keping. Rani tak kuasa membendung tangisnya siang itu, hidungnya mulai tersumbat, matanya memerah sampai akhirnya ia meringis kesakitan karna terlalu banyak air mata nya yang tumpah, sejenak ia terdiam namun bahunya masih berguncang hebat.
          Allah mengirimkan rahmi sebagai pendorongku,penyemangat yang luar biasa,ia tak pernah lelah untuk selalu berceloteh, ia mampu menyihir banyak orang hanya dengan rangkaian kalimat yang sederhana, termasuk diriku yang hatinya seperti membeku kala itu, bukanlah aku seperti sekarang ini jika dulu ia tak berbicara seperti itu, ahh rahmi, tau kah kau? Aku sekarang ialah ketua sekaligus pendiri komunitas jalan raya, kau taukan apa maksudnya? Kami akan turun ke jalan-jalan seperti polisi, menertibkan lalu lintas dan memberikan arahan, supaya tak banyak lagi korban kecelakaan seperti engkau sahabatku, supaya tak terlalu banyak air mata yang keluar seperti yang kami alami 3 tahun lalu dan supaya engkau bisa tersenyum disana melihat kawan mu ini sudah berubah, menjadi lebih baik. “
   
by: Nurridha Sunni

Jumat, 30 Juni 2017

a sumary of ted talk- how to learn? from mistake by diana laufenberg

This ted talk is entitling with how to learn? From mistake
From the title above, we can imagine that what talk that she gives us, it is about learning, the speaker was born in a family who highly love education and learning. Told by her that, when her grand mother went to a school for geting information and continued by her father, h also went to a school just for getting an information and save the knowledge in brain. That’s how the information is transmitted from one to another. And when she was young, there is an encyclopedia in their home that make feel happier and better that other children, it because she can get lots of knowledge and how to interact with others well.
In her teenagehood, her family move from Wisconsin to Kansas, she begin to teach at school which governed ny american system and quite bored. In the second year, she started to think that, the system must be changed, students have to acquire knowledge by themselves.
Again, from kansas, she moved to Arizona, there she challenged the students to create their own story, like a video of their life and said it is their very first experience, no one knows how to create it but really interested in it. The students energically create it and dubb the sound by their own sound which become an amazing video.
Then, she moved to pensylvania, where she remained stay, there, she also teach students and changed an old paradigma that, school for getting information. Based on her grand mother and father’s experiences, she would like to make students become creative and able to get the information bythemselves. They can get it everywhere not only in the school,they can learn everything from every where.
The main point is that, if we continue to look at education as if it's about coming to school to get the information and not about experiential learning, empowering student voice and embracing failure,we're missing the mark. And everything that everybody is talking about today isn't possible if we keep having an educational system that does not value these qualities, because we won't get there with a standardized test, and we won't get there with a culture of one right answer. We know how to do this better, and it's time to do better.

a summary of ted talk- 3 ways to speak english by jamila lyiscott

Honestly, when i watch and listen to the talk, i merely listen to her words not the meaning of it, she is an amazing tri-tounge orator. She actually want to deliver a message about three ways of speak english. She said that she is a tri-tounge orator because she can speaks differently in different people, to her friends, in her classroom(with teacher) and with her parents, that’s all because she is articulate. When her friend ask her something, she easily answer it because sheis articulate, so does when her lecture ask a question, inteligently she answer it by tainting with a connotation of urbanized suggestion with There’s no misdirected intention because she is articulate as well. Furthermore, whe hre father asked her, her articulate never go, it still the same. but who controls articulation? Because the English language is a multifaceted orationSubject to indefinite transformation. She herself control the articulate that she has, she also put an ability of tri-tounge orator in her job application in order to help to diversify your consumer market and later, if she is called to do an interview, she would be lovely to do it.
That’s all my summary about this topic, i m sure that it sounds weird but, that it is..

a summary of ted talk-dont insist on english by patricia ryan

Patricia ryan is a language teacher that has been in gulf for over 30 years, she has seen a lot of changes there. She along with her friends was brought to teach English because the government wanted to modernize the country and to empower the citizens through education. The major change that she has seen is, how can english become a massive international bussiness from being a mutually beneficial practice.  it has become a bandwagon for every English-speaking nation on earth, So everybody wants to have an English education, naturally. But if you're not a native speaker, you have to pass a test. The speaker see it as a weird condition, when someone wants to continue a study in U.K or U.S, one must able to speak english even s/he is really genius in scientific computer, but s/he is still rejected just because they don’t have English as guidance. The speaker love having a global language but hate if it is as a barrier for another else.  There are lots and lots of tests of English. And millions and millions of students take these tests every year.but because the test taker are prohibitive to so many millions of poor people. So immediately they are being rejected.
Some people might think that, by english, they can give their children the best chance in life.here is  story,  There are two English scientists. They were doing an experiment to do with genetics and the forelimbs and the hind limbs of animals. But they couldn't get the results they wanted. They really didn't know what to do, until along came a German scientist who realized that they were using two words for forelimb and hind limb, whereas genetics does not differentiate and neither does German. So bingo, problem solved. If you can't think a thought, you are stuck. But if another language can think that thought, then, by cooperating, we can achieve and learn so much more. When a language dies, we don't know what we lose with that language.

This is an advice from patricia ryan : People who have no light, whether it's physical or metaphorical, cannot pass our exams, and we can never know what they know. Let us not keep them and ourselves in the dark. Let us celebrate diversity. Mind your language. Use it to spread great ideas.

a summary of ted talk -The linguistic genius of babies by patricia kuhl

Usually, if we see a baby, what comes to our mind is  her eyes and the skin we love to touch but the speaker has different mind in looking them, it is all about what we cannot see, that’s what is in their brain. This ted talk tell us how we learn language as babies, looking at the ways our brains form around language acquisition.
The speaker said that in india, there is a mother who speaks koro, a newly discovered language, she teaches it to her baby in order to preserve the language, he choose baby because of their brain, it has to do with brains. Language has systematic period i learning and The babies and children are geniuses until they turn seven so that is why, babies and children will easily absorp a new language.
She has been studying the babies using a technique that we're using all over the world and the sounds of all languages, babies tested in Tokyo and the United States and she got the result that  at six to eight months, the babies are totally equivalent. Two months later, something incredible occurs. The babies in the United States are getting a lot better, babies in Japan are getting a lot worse, but both of those groups of babies are preparing for exactly the language that they are going to learn.

 During the production of speech, when babies listen,  they are taking statistics on the language that they hear. and those distributions grow able to let us know that babies are sensitive to the statistics. babies absorb the statistics of the language and it changes their brains; it changes them from the citizens of the world to the culture-bound listeners but  adults are no longer absorbing those statistics because they has been governed by representations in memory that were formed early in development.